Search

Saturday 23 February 2013

Kerohanian


Bagi siapa saja yang selalu telat melaksanakan Sholat dan melalaikan Sholat, maka Allah SWT akan memberikan 3 hadiah, yaitu :
  1. Sibuk tiada Henti
  2. Kurang tiada Cukup
  3. Rugi tiada Untung
Perhatikan apakah ketiga hadiah itu ada dalam diri kita masing-masing?
Bersyukurlah bahwa kita selalu diingatkan oleh Allah S.W.T. untuk melaksanakan Sholat dalam setiap Adzan yang dikumandangkan.
(dari : Ust. Yusuf Mansyur “Benahi Sholat Kita”)

Seorang anak laki-laki tuna netra duduk di tangga sebuah bangunan dgn sebuah topi terletak di dekat kakinya. Ia mengangkat sebuah papan yang bertuliskan: saya buta, tolong saya.
Hanya ada beberapa keping uang di dalam topi itu.

Seorang pria berjalan melewati anak ini. Ia mengambil beberapa keping uang dari sakunya dan menjatuhkannya ke dalam topi itu. Lalu ia mengambil papan, membaliknya dan menulis barisan kata. Pria ini menaruh papan itu kembali sehingga orang yang lalu lalang dpt melihat apa yang baru ia tulis.

segera sesudahnya, topi itupun terisi penuh. Semakin banyak orang memberi uang ke anak tuna netra ini. Sore itu pria yang telah mengubah kata-kata di papan tersebut datang untuk melihat perkembangan yang terjadi. Anak ini mengenali langkah kakinya dan bertanya,
Apakah Bapak yang telah mengubah tulisan di papanku tadi pagi, apa yang Bapak tulis?

Pria itu berkata, saya hanya menuliskan sebuah kebenaran. Saya menyampaikan apa yang kamu telah tulis dengan cara yang berbeda. Apa yang saya tulis adalah Hari ini adalah hari yang indah dan saya tidak bisa melihatnya.

Bukankah tulisan yang pertama dan kedua sama saja?
Tentu arti kedua tulisan itu sama yaitu bahwa anak itu buta.
Tetapi tulisan yang pertama hanya bilang bahwa anak itu buta. Sedangkan tulisan yang kedua mengatakan pada orang-orang bahwa mereka sangat beruntung dapat melihat.

Pesan moral yang dapat diambil dari cerita ini adalah bersyukurlah untuk segala yang kau miliki. 
Jadilah kreatif, inovatif. 
Berpikirlah dari sudut pandang yang berbeda dan positif.
Hal terindah adalah melihat seseorang tersenyum.
Tapi akan lebih indah jika mengetahui bahwa engkau adalah alasan di belakangnya

sumber : http://rohis.sman1pramb-yog.sch.id/

Wednesday 20 February 2013

Menjadi Guru Professional



Guru adalah peran yang sangat penting dalam peradaban manusia. Guru menjadi pencetak generasi penerus umat manusia. Guru mengajar dengan asal-asalan dan tidak profesional beresiko menghasilkan generasi penerus yang rusak dan selanjutnya akan menghancurkan peradaban masyarakat. Sehingga guru yang profesional mutlak diperlukan.

Selain itu, dari sudut pandang Islam, profesionalisme adalah keharusan bagi tiap profesi dan pengampu amanah. Rasulullah SAW pernah bersabda: “Jika urusan diserahkan pada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya.”. Maka sebagai muslim, selayaknya kita berusaha profesional dalam setiap urusan termasuk jika kita berprofesi sebagai guru.



1.      Meluruskan Niat
Dalam konsep Islam, niat adalah hal yang penting dalam setiap pekerjaan (amal), apakah itu amal ibadah, amal keseharian, maupun profesi. Rasulullah bersabda: “Amal-amal itu hanya bergantung kepada niatnya dan setiap orang yang beramal hanya akan mendapatkan sesuai apa yang diniatkannya” (Riyadhus-Shalihin Bab I Hadits 1). Oleh karena itu, sebagai muslim kita harus meluruskan niat kita, termasuk dalam profesi kita sebagai guru. Niatkan hanya lillahi Ta’ala. Dengan niat yang ikhlas hanya untuk mencari redha-Nya, secara sukarela kita akan berusaha untuk meningkatkan kualitas pengajaran kita. Karena kita yakin bahwa apa yang kita lakukan adalah untuk persembahan kepada Alloh sehingga kita mempersembahkan apa yang terbaik bagi kita.


2.      Membetulkan Motivasi
Motivasi yang paling baik, sepengetahuan saya adalah melakukan sesuatu untuk aktualisasi diri. Secara sederhana, aktualisasi diri dirumuskan dalam kalimat: “do what you love and love what you do” atau “lakukanlah apa yang kamu sukai dan sukailah apa yang kamu lakukan”. Artinya, pekerjaan terbaik yang kita tekuni adalah yang kita sukai. Maka, sebelum memasuki profesi guru ada baiknya kita nilai, apakah kita mencintai kegiatan mengajar dan mendidik. Jika tidak sebaiknya kita tidak berkecimpung di profesi pendidikan.
Tetapi jika kita memang memiliki tekat untuk menjadi seorang guru atau pendidik, atau misalnya kita sudah terlanjur berkecimpung di profesi guru, maka kita bisa berusaha sedikit demi sedikit mencintai kegiatan mendidik dan mengajar tersebut. Para leluhur kita di Jawa meyakini bahwa rasa cinta itu bisa dipelajari. Kata mereka, “Witting tresna jalaran saka kulina” atau artinya adalah “Cinta itu datang karena karena sudah terbiasa/mengenal”. Maka kita bisa mulai mencari tahu apa keuntungan kegiatan mengajar dan mendidik bagi kita, apa manfaatnya bagi orang lain, kemudian kita berdoa kepada Alloh agar menjadikan kita mencintai kegiatan mengajar. InsyaAlloh dengan usaha, lama kelamaan akan tumbuh rasa cinta pada profesi pendidikan.
Kenapa perlu rasa suka pada profesi guru jika ingin menjadi guru yang profesional? Karena jika kita telah suka pada suatu hal, kita akan sukarela mempersembahkan yang terbaik bagi hal tersebut. Jika kita suka mengajar, kita akan secara sukarela berusaha untuk mengajar dengan baik. Selain itu, jika kita menemukan kesulitan, kita tidak akan mudah patah semangat. Sehingga kita terus melakukan peninggakatan kualitas pengajaran menuju profesionalisme.


3.      Mempelajari Materi Ajar Tanpa Henti
Menjadi guru bukan berarti berhenti dari belajar, terlebih materi yang diajarkan. Sebagai guru kita harus meningkatkan pemahaman dan pengetahuan kita tentang materi yang kita ajarkan. Jika guru paham betul materi ajarnya, ia akan lebih mudah mencari penjelasan yang gamblang tetapi sederhana kepada muridnya. Selain itu guru yang faham betul meteri ajarnya akan mudah mencari perumpamaan-perumpaan nyata untuk mempermudah penjelasannya kepada murid. Murid tentu akan lebih mudah menangkap penjelasan yang sederhana daripada penjelasan yang njelimet.
Selain itu, guru juga harus mengikuti perkembangan-perkembangan terkini tentang materi yang diajarkannya (updating). Updating perkembangan terbaru tentang ilmu yang diajarkan akan meningkatkan dan memperdalam pemahaman guru tentang ilmu tersebut. Pengetahuan yang up to date juga akan menghindarkan guru dari penjelasan yang salah kepada murid. Selain itu, saat murid mencari bahan materi yang diajarkan dari sumber selain guru, misal dari internet atau dari buku, ia tidak akan menemukan penjelasan yang bertentangan dengan penjelasan gurunya.


4.      Menerapkan Materi Ajar Dalam Kehidupan Sehari-hari
Mengamalkan materi ajar maksudnya adalah menerapkan apa yang diajarkan kepada murid dan esensi ilimu tersebut ke dalam kehidupan sehari-hari guru. Misal seorang guru yang mengajarkan PPKN, maka dalam kehidupan sehari-harinya guru tersebut harus menerapkan tenggang rasa, naisonalisme, kesadaran akan hak dan kewajiban. Mungkin ada pertanyaaan, lalu bagaimana dengan guru yang mengajarkan matematika? Yang perlu ia terapkan, selain melakukan penghitungan yang benar, juga mengenai cara berfikir matematis yang rasional, cara memecahkan masalah yang dalam matematika menggunakan jalan tertentu dengan runut dan terukur, dll.
Ilmu yang diamalkan dalam kehidupan sehari-hari akan melekat pada diri orang yang mengamalkannya tersebut, dalam istilah orang Jawa disebut ngelmu. Selain itu, penerapan ini juga akan menambah luas pemahaman dan kecintaan diri kepada ilmu yang diajarkan. Dengan kecintaan pada ilmu, guru akan secara senang menjelaskan ilmunya kepada murid dengan metode terbaik. Pemahaman yang luas akan sangat membantu guru dalam menjelaskan ilmu yang diajarkannya kepada murid. Selain itu, pengalaman dalam kehidupan sehari-hari akan menjadi contoh nyata bagi murid dan contoh adalah pola pengajaran yang paling baik.


5.      Mempelajari Metode Mengajar Yang Efektif
Para ahli pendidikan telah menemukan dan mengemukakan berbagai metode pengajaran yang efektif. Metode pengajaran yang baik ini tidak hanya terbatas pada metode pengajaran di dalam kelas, tetapi juga cara menjelaskan yang efektif (face to face), cara menjawab pertanyaan murid dengan efektif, cara mengoreksi kesalahan yang efektif, dll. Seorang guru yang ingin menjadi profesional tentulah perlu untuk mempelajari metode-metode ini dan menerapkannya di dalam kelasnya atau dalam situasi lain saat mengajar kepada murid-muridnya. Cara mengajar, mengatur situasi kelas, mengoreksi yang efektif, dll telah banyak dibahas di bidang ilmu Psikologi Pendidikan dan banyak buku atau artikel yang beredar tentang hal tersebut.


6.      Mempelajari Murid Yang Diajar
Selain perlu mempelajari metode ajar yang baik, guru juga perlu mempejari aspek-aspek murid yang ia ajar. Pengenalan murid ini baik secara umum maupun secara individu/personal. Misal, seorang guru yang mengajar anak-anak remaja perlu tau semua aspek psikologis remaja secara umum, selain itu ia juga perlu mengenal karakter dan sifat masing-masing murid yang ia didik. Pengenalan ini akan lebih memudahkan guru dalam memilih metode interaksi, metode penjelasan, metode menjawab, saat ia berhadapan dengan muridnya. Selain itu, pengenalan ini akan lebih memudahkan guru dalam mengimproviasi teori metode mengajar efektif yang mungkin kurang cocok diterapkan pada muridnya dan ia bisa menemukan metode yang lebih efektif untuk mengajar murid-murinya.


7.      Memperhatikan Akhlak Murid
Ilmu tanpa moral adalah buta. Pendidikan yang tidak mengindahkan akhlak peserta didik akan menghasilkan generasi penerus yang berpotensi menghancurkan peradaban masyarakat. Generasi yang suka minteri atau orang pintar yang membodohi orang lain untuk kepentingannya sendiri juga lahir dari pendidikan yang hanya mementingkan prestasi tanpa mengindahkan akhlak peserta didik. Maka, sebagai pendidik, guru perlu memperhatikan akhlak peserta didiknya. Tidak perduli materi ajarnya, apakah guru matematika, sejarah, fisika, guru tetap harus memperhatikan akhlak muridnya.
Selain itu, guru tidak hanya bertanggung jawab untuk menyampaikan materi ajar semata. Guru, jika ingin disebut profesional juga bertanggung jawab tentang  kualitas penangkapan materi ajar oleh murid atau tingkat pemahaman murid. Imam Waqi’, guru Imam Syafi’i, rahimahumalloh mengajarkan Imam Syafi’i bahwa ilmu adalah cahaya Alloh yang tidak akan dianugerahkan kepada pelaku maksiat. Artinya, orang yang berakhlak jelek tidak akan mendapatkan ilmu dengan sempurna. Ia mungkin mendapatkan pengetahuan tetapi ia tidak akan menangkap esensi ilmu yang dipelajarinya. Oleh karena itu penting bagi guru untuk memperhatikan akhlak muridnya. Memperhatikan tidak hanya mengawasi tetapi juga mendidikkan akhlak terpuji dan membetulkan jika terdapat akhlak tidak terpuji.


8.      Menerapkan 7 Kiat di Atas
Langkah terkahir dan paling penting adalah menerapkan 7 kiat tersebut di atas setiap hari. Ilmu tanpa amal/penerapan seperti pohon tanpa buah, artinya kita tidak akan mendapatkan manfaat dari ilmu tersebut. Maka, setelah mengetahui kiat-kiat tersebut, kita harus segera menerapkannya. Mungkin di awal-awal kita akan merasa susah dan canggung. Mungkin juga saat awal menerapkan kiat tersebut kita akan melakukan berberapa kesalahan. Itu biasa sebagai proses belajar. Setelah terbiasa melakukan kiat-kita tersebut, Insya Allah akan dirasakan manfaatnya. Aamiin...
Semoga bermanfa'at..

Monday 11 February 2013

Seputar Kerudung


Ada seorang Doktor Perempuan berkebangsaan asing (non Arab) yang berhijab menjawab dengan mudah dan cerdas, ketika ditanya tentang kerudung dan baju kurung 

Sesungguhnya manusia pada masa zaman purba adalah telajang.
Dengan bekembangnya pemikiran melewati berbagai zaman, maka manusia mulai memakai pakaian, hingga seperti yang saya pakai sekarang. 
Dan apa yang saya pakai adalah puncak pemikiran, dan tingkatan tertinggi yang telah dicapai manusia setelah melalui berbagai masa dan bukanlah bentuk keterbelakangan. Adapun "buka-bukaan" adalah bentuk keterbelakangan dan kemunduran pemikiran manusia ke zaman purba.
Kalau seandainya "buka-bukaan" adalah bentuk kemajuan, maka yang paling maju adalah binatang!"




Friday 8 February 2013

Kuliah




Sebuah keinginan yang timbul dari diri saya pribadi.
Dalam hati bertanya, “kenapa harus kuliah?”
Sedikit ada jawaban, “untuk melajutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.”
Sejak saat itulah, saya berniat, untuk kuliah, entah itu kapan tercapainya yang penting saya harus kuliah.

Paham yang berkembang di masyarakat sekarang ini adalah :
“Kuliah, biar mudah cari kerja.”
“Kamu kuliah, biar bisa kerja kerja di kantor.”
Dan seterusnya.

Tapi untuk diri saya pribadi, kuliah adalah untuk menambah pengalaman hidup saja. 
Karena saya percaya, dengan bertambahnya pengalaman, hidup seseorang akan sedikit berbeda dibanding mereka yang berpengalaman sedikit.

Ya, hanya untuk mencari atau menambah pengalaman saja.
Bukan untuk mencari nilai
Bukan untuk agar dipandang orang
Juga bukan untuk agar dihargai


Tetap satu tujuan,
MENAMBAH PENGALAMAN.

Monday 4 February 2013

Tujuan Kuliah


Sebenarnya untuk apa si kita harus kuliah?
Melihat dari program pendidikan perkuliahan yang terus menerus mengembangkan kualitas pendidikannya dan meningkatkan mutu sumber daya manusia yang professional untuk pemenuhan kebutuhan dunia kerja atau universitas menjadi sebuah jembatan keberhasilan seseorang.
Selain menjadi sebuah lembaga pendidikan yang mencetak sdm-sdm yang professionalisme untuk menjawab tantangan di era globalisasi sekarang ini. Lembaga pendidikan tidak hanya menghasilkan lulusan-lulusan yang siap pakai, tetapi lebih meningkatkan kemampuan dan keahlian seseorang dalam melihat peluang usaha dan perkembangan bisnis. Dengan visi dan misi ikut mencerdaskan kehidupan anak bangsa oleh sebab itulah, lembaga pendidikan menjadi tempat proses belajar dan melatih kepribadian seseorang.
Pentingnya kuliah...

Banyak sekali yang kalian dapat dari kuliah. Diantarannya ;
  • Kalian mempunyai kemampuan yang handal dan profesional,
  • Kalian mempunyai kemampuan daya nalar, daya analisis dan daya pikir yang tinggi,
  • Kalian mempunyai kemampuan dan keahlian yang mantap dalam penguasaan ilmu-ilmu,
  • Secara umum kalian mempunyai sikap jujur, disiplin tinggi, rajin, bertanggung jawab, beretika dan sebagainya.

Kalau kalian mau tahu tujuan kuliah sebenarnya adalah mempersiapkan dan membangun masa depan yang lebih baik. Jelasnya setelah lulus kuliah kalian memiliki gelar sarjana, punya pekerjaan yang jelas, penghasilan yang cukup, dapat membantu orang tua, adik, saudara atau orang lain serta hidup bahagia dan sejahtera. (".)

Sumber : http://mudaerscommunity.blogspot.com/

Beberapa Alasan Mengapa Harus Kuliah



Melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi atau kuliah tentunya adalah idaman setiap orang. Meskipun tidak semua berfikiran seperti itu, namun mayoritas. Pendidikan yang semakin tinggi tentu dalam masyarakat umum lebih dipandang dan “terjamin”. Apalagi sebagai  orang tua, memiliki anak yang kuliahan hingga menyandang status “Sarjana” adalah idaman sekaligus kebanggan  yang tak ternilai harganya.

Begitupun dengan mereka calon dan telah menjadi mahasiswa, ada ketertarikan tersendiri sebagai seorang anak kuliahan.  Bukan hanya untuk belajar dan menerima segudang tugas dari para dosen, namun lebih dari itu lagi. Menjadi anak kuliahan memiliki “nilai lebih”.
Menemukan dan mengalami hal-hal baru dalam dinamika kampus yang penuh dengan gejolak akademis dan non akademis yang menantang. Ketertarikan untuk menjadi anak kuliahan, memang tak sekadar hanya untuk mengejar cita-cita semata, ada 7 alasan mendasar mengapa seseorang ingin kuliah, yaitu;

1.      Mencari Pekerjaan. 
Alasan ini paling utama dan  mendominasi seseorang kuliah. Bahkan dalam  persespsi mahasiswa, kuliah membantu untuk memperoleh pekerjaan, meskipun nantinya pekerjaanya terkadang tak sejalan  dengan keilmuan yang digeluti dalam perguruan tinggi sebelumnya. Ini lumrah terjadi dilapangan, pada intinya ingin dapat kerja dan bisa mencukupi kebutuhan hidup.
Belum lagi beberapa  kampus belakangan ini di media mempromosikan dan menyatakan siap untuk menghasilakn sarjanan yang siap kerja, dengan beragam jaringan lapangan kerja yang tersebar di perusahaan dalam negeri mapun luar negeri.

 2.      Meningkatkan SDM
Kuliah untuk belajar dan mau meningkatkan sumberdaya manusia, bagi sebagian mahasiswa saat ini menjadi prioritas kedua setelah posisi pertama diatas yang mendominasi versi saya pribadi. Jarang terdengar orang kuliah saat ini benar-benar ingin mau  meningkat SDM (belajar dengan serius) dan ilmunya bisa bermanfaaat untuk masyarakat.
Mahasiswa saat ini memang cenderung pragmatis, meskipun ada, itupun bisa di hitung dengan jari. Individualis dan egois, dua sisi sifat ini telah membentuk karakter manusia yang namanya mahasiswa.
3.        Status Sosial
kuliah bagi sebagian masyarakat  yang mampu atau berduit tentu merupakan sebuah simbol dan lambang “kemampuan”. Kuliah yang masih dipersepsikan sebagai  pendidikan  tinggi dengan biaya mahal plus fasilitas pelengkap lainnya, adalah kebanggaan dan kepuasan teresediri   bagi si Orang tua dan Si mahasiswa. Bahkan ada yang dengan jor-joran “mempublikasikan”  sanak keluarga ataupun anak sendiri kuliah sampai keluar negeri.

 4.      Berorganisasi.
Ini pun menjadi pertimbangn yang cukup besar, mengapa seseoraang semangat untuk kuliah. Selain untuk menjalankan aktivitas perkuliahan yang formal, kegiatan ekstra atau organisasi untuk mengisi  waktu luang sangat memberikan kontribusi besar terhadap mahasiswa bersangkutan.
Bahkan bagi mahasiswa yang aktif dan serius menekuni organisasi, mampu  dan bisa menjadi  modal sekaligus jaminan ketika terjun di lapangan untuk memperoleh pekerjaan .

 5.      Mencari Relasi
Kuliah selain berhadapan dengan orang dengan yang berasal dari beragam daerah, suku, Ras, Agama, kuliah juga sarana tepat untuk mencari relasi baru. Terkadang kampus di jadikan ruang strategis dalam membangun jaringan, yang bertujuan untuk mengenal satu sama lainnya yang nantinya akan mengarah pada sebuah tujuan pasti .
Semakin banyak memiliki teman(relasi) semakin bagus. Ini bisa dimanfaatkan untuk mencari beragam informasi yang dibutuhkan oleh Si mahasiswa dikemudian hari. Apalagi saat ini, pertumbuhan jejaring sosial yang semakin merebak dikalangan mahasiswa. Dengan  mudah membuat sebuah komunitas di halaman Facebook, dan saling berinteraksi satu sama lain dengan beragam tujuan, dari membicarakan aktivitasnsehari-hari hingga tawaran pekerjaan, sangat membantu bukan!

6.      Partisifasi
Bagi pelajar yang baru melanjutankan ke jenjang PT, bahkan nyaris tak meiliki tujuan kenapa harus kuliah sebenarnya hanyalah untuk menghindar dari pekerjaan rumah ataupun belum siap menacri lapangan pekerjaan. Terkadang mahasiswa seperti ini hanyalah sekadar ikut-ikutan(partisifasi).
Kuliah hanya dijadikan sebagai trenseter, gagah-gahan dan biar dianggap keren(intelek), padahal dalam hati kecil begitu menentangnya. Mahasiswa seperti ini cenderung hanya menghabur-hamburkan uang dan suka berfoya-foya.

7.      Cari Jodoh  
Tak bisa  dipungkiri memang, meskipun sebagian mahasiswa malu untuk menyatakan tujuan kuliah mereka   sebagai ajang untuk  cari jodoh namun sudah banyak bukti yang telah lulus dari PT, akhirnya menjalin hubungan serius dan menindaklanjuti kejenjnag yang lebih serius(menikah).
 Ini fakta yang berbicara, menjalin asmara sesama anak kuliahan adalah hal objektif bisa kita saksikan. Mungkin karena sudah merasa cocok dan satu pandangan.


Sumber : http://kotakinformasi.wordpress.com/

Mudah Cari Kerja Dengan Kuliah?



Beberapa hari yang lalu ada seorang kawan berkata demikian kepada saya: “Apa sih gunanya kau kuliah? ngabisin duit dan waktu aja, nyatanya setelah tamat nanti toh kau susah dapat kerjaan juga. Lihat saja tiap tahunnya ribuan sarjana diwisuda,padahal lowongan kerja yang tersedia hanya sedikit”. Kata-kata inilah yang diutarakan kawan saya itu kepada saya. Kawan saya itu memang tidak anak kuliahan seperti saya tetapi kawan itu setelah tamat SMA memilih menjadi petani di kampung dan 2 tahun kemudian dia menikah.



Dari perkataan kawan saya tadi, tidak bisa dipungkiri bahwa banyak anggapan masyarakat, bahwa kuliah itu hanya untuk mencari gelar dan kerja. Kuliah itu Hanya sebagai formalitas agar mudah dapat kerja di instansi pemerintah maupun swasta. Ketika banyak orang berbicara seperti itu, hati saya seperti berdegup, berusaha berkata lain, bahwa bukan seperti itulah seharusnya tujuan kita kuliah. Jika pekerjaan dijadikan niat atau alasan mendasar memilih untuk kuliah,saya merasa seakan-akan ilmu yang kita cari hanya berorientasi pada pekerjaan yang berujung materi semata.



Saya berkeyakinan anggapan-anggapan masyarakat bahwa tujuan kuliah itu hanya untuk mudah dapat kerja, anggapan-anggapan inilah yang menjadi penyebab banyaknya isu – isu jual beli ijazah secara “instan” yang marak diperbincangkan di berbagai media massa. mereka bisa membeli ijazah dengan permintaan gelar yang dipilih dengan harga yang tinggi. Dan tidak harus menghadiri kuliah secara intensif, mereka bisa lulus juga dengan nilai yang bagus. Hal ini didasari karena banyak permintaan instansi pemerintah maupun swasta membuka lapangan pekerjaan dengan persyaratan lulusan sarjana. Untuk kenaikan pangkat atau jabatan saja juga membutuhkan lulusan gelar magister atau apapun.



Tujuan Mahasiswa Kuliah
Mahasiswa merupakan maha pencari ilmu dan dituntut untuk mengabdi kepada masyarakat untuk mengaplikasikan ilmunya di lingkungan masyarakat. Inilah merupakan hakikat kuliah yang sebenarnya. Perlu disadari saja, tujuan kuliah adalah bukan hanya untuk mencari pekerjaan ataupun mencari gelar yang bergengsi. Tetapi, disini kita dituntut untuk lebih aktif dalam mengamalkan ilmunya ke dunia masyarakat. Karena di dalam dunia masyarakat, mahasiswa merupakan motor yang berperan aktif dalam menghidupkan kegiatan di lingkungan masyarakat. Mahasiswa juga dipandang oleh masyarakat sebagai orang yang berintelektual dan bermoral.
Ironisnya, anggapan seperti itu hilang di mata masyarakat. Anggapan masyarakat saat ini adalah kuliah itu sebagai formalitas untuk mencari pekerjaan. Di zaman sekarang juga banyak mahasiswa (mungkin termasuk saya sendiri) yang membuang ilmu pengetahuan yang sebenarnya bisa banyak kita dapatkan. Kita melewati hari-hari kita dengan kegiatan yang tidak menambah ilmu pengetahuan. Mahasiswa banyak yang bermain-main di kos-kosan atau di rumahnya dibanding menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dengan membaca buku.



Sehingga kita menjadi mahasiswa yang hanya sekedar kuliah, mengerjakan tugas dan lulus, sehingga selama kita kuliah, ilmu yang didapat tidak bermanfaat. Sehingga Tidak dipungkiri, mahasiswa seperti inilah yang setelah lulus kuliah akhirnya menjadi pengangguran juga. Ada juga yang bekerja, tetapi tidak sesuai dengan jurusan yang diambilnya.
Hal yang seharusnya dilakukan oleh kita sebagai mahasiswa di kos atau rumah kita setelah pulang dari kampus adalah menambah pengetahuan terhadap materi yang telah diajarkan di kampus. Misalnya, jika di kampus dosen mengajarkan materi kuliah study kelayakan bsinis, maka setelah kelas tersebut, kita sebagai mahasiswa hendaknya mencari literatur-literatur lain yang menyangkut materi kuliahnya.
Seharusnya itulah yang harus dilakukan oleh kita sebagai mahasiswa. Tapi tidak banyak dari kita yang mendalami bidang keilmuan / jurusannya. Kita malah cenderung main game, main gitar, nonton film di komputer / laptop, nonton televisi (yang acaranya cinta-cintaan mulu atau musik-musikan mulu), ngegosip, dan lain-lainnya. Kita sering melakukan kegiatan yang tidak menunjang kita untuk menjadi ahli di bidang keilmuan kita. Bahkan pengetahuan yang seharusnya kita dapat dari dosen di kelas, tidak kita dengarkan, malah menggosip dengan teman sebelah. Betul-betul tidak berkualitas. Pantas saja sarjana di Indonesia banyak yang menganggur. Kita tidak memanfaatkan waktu-waktu di perkuliahan untuk mendalami bidang keilmuan kita.


Dan pada akhirnya, seperti kata orang bijak: “semua adalah pilihan“. Semua ada plus dan minusnya sendiri. Semua kembali ke diri kita, bagaimana memilih jalan yang sesuai dengan hati nurani. Tetapi alangkah baiknya perlu kita sadari bahwa tujuan utama kita untuk kuliah adalah mencari ilmu dengan ikhlas dan sungguh – sungguh. Bukan untuk mencari titel atau gelar yang bergengsi ataupun mencari pekerjaan. apapun yang kita peroleh, mudah-mudahan ilmu tersebut akan bermanfaat selamanya.

Sumber : http://muda.kompasiana.com/

Sunday 3 February 2013

Kerja Sambil Kuliah


Bayangkan Anda harus menyelesaikan setumpuk pekerjaan, ditambah mengerjakan seabregtugas  kuliah, memang bisa jadi satu alasan yang membuat Anda berpikir 2 kali untuk kuliah.Boro-boro berpikir untuk menambah gelar di belakang nama, untuk mengasah keterampilan lewat kursus atau training saja belum tentu sempat. Apalagi jika status Anda sudah menikah dan memiliki anak! Menurut Rhenald Kasali, Ketua Program Magister Manajemen FEUI, cemas tidak bisa membagi waktu antara kerja dan kuliah, plus keluarga, bukanlah masalah yang tidak bisa dicari solusinya. “Keuntungan melanjutkan kuliah ke jenjang lebih tinggi adalah investasi jangka panjang untuk karir Anda. Memang stress bisa muncul saat menjalaninya. Tapi, dengan disiplin diri dan kecermatan membagi waktu, Anda pasti bisa melewatinya dengan baik, “ tegasnya. Berikut ini tipsanda.com akan memberikan tips agar Anda sukses bekerja sambil kuliah:

1. Kesiapan Diri. Cobalah bertanya pada diri sendiri, apakah Anda memiliki keinginan untuk menjawab kebutuhan mas depan. Jika Anda yakin, go for it!

2. Cari Dukungan Lingkungan. Poin ini sangat penting dalam membantu Anda ketika kuliah. Dukungan lingkungan di sini adalah dari lingkungan kerja Anda. Sampaikan rencana Anda secara terbuka pada atasan Anda. Selain bisa mendapat dukungan moril, beberapa perusahaan juga ada yang memberikan dukungan financial. Tentnunya, ada upaya tak and give. Misalnya, perusahaan akan sangat diuntungkan bila karyawan memiliki kemampuan lebih, memilik pengetahuan unggul. Secara tidak langsung, hal ini dapat memajukan perusahaan. Lantas bagaimana dengan orang tua, suami/istri atau anak? Asal tahu saja, pengerian dan dukungan keluarga sangat membantu Anda untuk menyelesaikan kuliah.

3. Dukungan Finansial. Yang harus dpenuhi bukan hanya biaya pendidikan, tapi juga biaya lain, seperti buku, jurnal, bacaan pendukung, peralatan kuliah, laptop, kalkulator. Jangan sampai kuliah putus di tengah jalan gara-gara anggaran tak mencukupi. Ukur dulu kemampuan, tapi jangan pernah merasa rugi. Investasu ini yang pasti akan kembali.

4. Siap Belajar. Ketika kembali kuliah, perispan diri untuk kembali belajar dan membuat tugas. Misalnya, bila ingin memilih bidang bisnis, tambahlah pengetahuan Anda tentang bisnis dan ilmu-ilmu yang berkaitan dengan bisnis sedini mungkin. Jangan menunggu sampaik Anda masuk kuliah

5. Siapkan Mental. Pekerjaan dan kuliah sama-sama menguras waktu, tenaga, dan pikiran. Apabila persiapa mental kurang, putus sekolah di tengah jaln sangat mungkin terjadi. Mulailah pula belajar untuk trebuka terhadap argumentasi orang lain, bersaing secara sehat, serta berbagi dan bekerja sama.

6.  Bijak Membagi Waktu. Anda perlu membuat rencana 2 atau 3 langkah ke depan. Artinya, bila ada waktu, mulailah mencicil tugas-tugas Anda sebelum ‘jatuh tempo’. Sehingga bila di tengah jlan menghadapi halangan (karena ada tugas luar kota yang tak dapat ditinggalkan, atau ada keluarga yang sakit), tetap dapat menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat waktu. Bila Anda bisa membaca buku dalam perjalanan ke kantor atau mengerjakan latihan atau kuis sewaktu makan siang, lakukanlah, atau Anda mencari waku untuk belajar, saat anak-anak menonton tv. Hari-hari libur juga dapat dimanfaatkan untuk menyelesaikan tugas, tentunya setelah anak-anak mendapatkan perhatian.  Prinsipnya, gunakan waktu seefektif mungkin dan minta pengertian pada keluarga Anda.

7. Refreshing. Waktu libur pun sebaiknya dipikirkan dengan baik, Meski hari-hari Anda dipadati oleh jadwal kuliah dan aktivaitas kantor, sebisa mungkin, jangan abaikan waktu untuk berisitirahat atau memanjakan diri Anda. Hal ini cukup efektif untuk meng-charge motivasi dan semangat Anda.

Sumber : http://tipsanda.com/

Resiko kuliah sambil bekerja


Uang bukanlah segalanya, tapi kita tidak bisa memungkiri bahwa uang juga termasuk ke dalam salah satu media yang dapat mempertahankan hidup kita. Jika dilihat secara personal, anggapan ini mungkin belum tentu benar. Secara umumnya kita bisa melihat bahwa orang-orang yang mencari uang adalah sebuah usaha untuk mempertahankan kehidupannya, dan orang yang bekerja, belum tentu untuk mencari uang. Tapi bagi anda yang berstatus pelajar/mahasiswa dan ingin mencoba ingin mandiri, dalam hal finansial tentunya. Tentu anda juga akan berusaha mencari uang untuk dapat memenuhi kebutuhan, karena itu adalah salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan anda.

Keputusan untuk kerja sambil kuliah atau sekolah sebenarnya memiliki resiko, tapi tingkat resiko tersebut pasti berbeda-beda berdasarkan pekerjaan yang anda geluti. Setidaknya, anda terkadang merasa kesulitan dalam mengatur waktu antara kuliah dan kerja, apalagi jika pekerjaan tersebut bersifat terikat, anda akan sering dihadapkan oleh kendala-kendala. Salah satunya seperti jadwal kerja bentrok dengan jadwal kuliah. Atau kelelahan, karena stamina anda telah terkuras ketika bekerja. Tapi, jika anda bekerja tanpa keterikatan (freelance) atau dengan sistim shift, setidaknya anda bisa meminimalkan resiko tersebut dengan cara mengatur antara jadwal kerja dengan jadwal kuliah.

Resiko lain yang biasanya terjadi ketika sekolah/kuliah sambil bekerja adalah dapat menyebabkan anda justru menjadi malas sekolah/kuliah. Mungkin ada sebagian orang yang tidak bersikap seperti ini, tapi melihat fenomena-nya, rata-rata memang seperti itu kenyataannya. Ilustrasinya, ketika anda sudah bisa menghasilkan uang, maka anda akan asyik dengan pekerjaan anda tersebut (karena anda sudah memiliki penghasilan), kemudian akan menyebabkan anda menjadi kurang fokus terhadap sekolah/kuliah anda.

Hal-hal tersebut adalah beberapa resiko yang biasanya sering terjadi. Namun keuntungan dari sekolah sambil bekerja adalah, anda akan mendapatkan banyak pengalaman yang bisa dijadikan pedoman atau gambaran untuk kedepannya. Minimal anda dapat mengerti serta memahami bahwa “Cari uang itu susah”. Kalo nggak percaya, coba anda jalan kaki sepanjang 5km, berapa rupiah uang yang bisa anda temukan di sepanjang perjalanan itu?

“Untuk dapat bertahan hidup, adakalanya kita diharuskan untuk melewati jalan berliku. Danilmu bertahan hidup hanya bisa di dapatkan bagi anda yang mandiri dan ingin berusaha berdiri dengan kaki anda sendiri “ 
Jika anda memang harus bekerja, cobalah untuk memilih pekerjaan yang tidak terikat. Seperti menjadi freelancer, atau bisa juga dengan sistim shift. Dan jangan pernah lupa! Pendidikan itu tetap no.1. So, tetaplah prioritaskan sekolah/kuliah anda. Keep struggle to get the freedom…, Merdeka!!

Sumber : http://www.andyfebrian.com/

Kuliah atau Kerja


Sebagai anak yang mempunyai orang tua kaya atau berpunya, tentunya hal ini tidak menjadi masalah. Dari awal masuk SMA pun pasti ada keinginan untuk melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi, karena yang diperlukan olehnya hanyalah niat dan keinginan saja. Tetapi, bagi sebagian pemuda yang mempunyai orang tua tidak mampu atau tidak berpunya, maka niatnya akan terbentur kepada hal yang menjadi masalah bagi kebanyakan masyarakat Indonesia, yaitu “BIAYA”.


Atas dasar itu, munculah sebuah dilema, antara melanjutkan kuliah atau kerja?? Tidak sedikit orang berprestasi dan punya keinginan kuat yang mengalami kebuntuan untuk melanjutkan pendidikan saat keluar dari SMU, sehingga mereka memutuskan untuk bekerja.

Sebetulnya, untuk yang sudah bekerja sekalipun, masih bisa melanjutkan pendidikannya. Masalah ini bisa diakali dengan banyak cara, yang penting tekad kuat dan usaha yang bersungguh sungguh.
Banyak Universitas dan Sekolah Tinggi yang membuka kuliah pada jam jam yang tidak biasa, seperti sore hari atau malam hari, bahkan ada juga yang membuka khusus pada hari hari libur. Ini dikarenakan permintaan dunia kuliah mulai berubah. Banyak mereka yang sehari hari bekerja, meluangkan waktu senggangnya untuk melanjutkan kuliah.

Kuliah yang diatur waktunya sehingga bisa digunakan oleh para pekerja, dan mengumpulkannya untuk belajar di waktu bukan jam kerja dinamakan “Kelas Karyawan”. Memang kalau dipikirkan secara sepintas akan melelahkan, tetapi jika dijalani, maka hal ini bisa menjadi sebuah tantangan baru yang harus dihadapi.
Bagi pekerja dengan jam kerja non-shift bukanlah sebuah kesulitan, karena biasanya mereka bekerja pada pagi hari saja. Pada sore hari atau malam hari bisa mereka manfaatkan untuk mengambil kelas karyawan. Tetapi bagi pekerja non-shift, inilah yang memang agak membingungkan, karena jam kerjanya berubah ubah, kadang pagi hari, siang hari ataupun malam hari.

Berikut tips untuk Anda pekerja shift yang berniat kuliah :

Temukan perguruan tinggi yang menerapkan jadwal kuliah fleksibel
Maksudnya yang mempunyai jam kuliah pagi hari, siang hari, sore hari dan malam hari, bahkan jika memungkinkan hari libur. Sehingga Jika Anda kerja pagi hari, Anda bisa mengambil jam kuliah pada sore hari, begitu pun sebaliknya.

Bijaklah dalam mengatur waktu
Kuliah dan kerja membutuhkan energi yang banyak, hal ini bisa menyebabkan kelelahan. Oleh karena itu, tetapkanlah waktu secukupnya untuk beristirahat, kurangi aktivitas yang tidak mendukung kepada tujuan Anda.
Istirahat, khususnya tidur bisa membuat tubuh kita yang setiap hari bergelut dengan aktivitas yang tiada henti bisa terisi kekuatan kembali, sehingga jika tidur cukup maka kinerja badan dan pikiran pun akan maksimal.

Biasakan Pola Hidup Sehat
Beraktivitas dalam dua aspek, yaitu antara melanjutkan kuliah dan kerja, terkadang membuat kita lupa waktu, hingga terkadang kita lupakan hak hak dari tubuh kita, seperti makan dan istirahat. Karena itu buat jadwal yang baik agar Anda terbiasa dengan pola hidup sehat, yaitu makan teratur, olehraga teratur dan istirahat teratur. Taati dan laksanakan jadwal yang Anda buat, lama kelamaan hal yang Anda lakukan secara paksa akan menjadi hal yang biasa.

Itulah beberapa tips agar Anda bisa sukses kuliah sambil bekerja. Mumpung masih muda, tidak ada salahnya kita capek dan memaksakan diri untuk kuliah, karena dengan berkecimpung di dunia kuliah, maka wawasan kita akan semakin bertambah.

Sumber : http://www.gudangkuliah.com/