Search

Wednesday 10 July 2013

Tuhan itu ada

Ada seorang pemuda yang meminta kepada orang tuanya untuk mencari seorang Guru Agama yang bisa menjawab 3 pertanyaannya.

Pemuda  : “Anda siapa?, Dan apakah bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan saya?”
Ulama     : “Saya hamba Allah & dengan izin-Nya, saya akan menjawab pertanyaan Anda.”
Pemuda   : “Anda yakin? Sedang Profesor dan banyak orang pintar saja tidak mampu menjawab pertanyaan  saya.”
Ulma       : “Saya akan mencoba sejauh kemampuan saya.”
Pemuda   : “Saya punya tiga buah pertanyaan.”
Pertanyaan:
  1.  Kalau memang Tuhan itu ada, tunjukan wujud Tuhan kepada saya
  2. Apakah yang dinamakan Takdir?
  3. Kalau setan diciptakan dari api, kenapa dimasukan ke neraka yg dibuat dari api, tentu tidak menyakitkan buat setan sebab mereka memiliki unsur yg sama.  Apakah Tuhan tidak pernah berfikir sejauh itu?

Tiba-tiba Ulama tersebut menampar pipi si pemuda dengan keras (sambil menahan sakit)
Pemuda   : “Kenapa anda marah kepada saya?”
Ulama     : “Saya tidak marah. Tamparan itu adalah jawaban saya atas tiga buah pertanyaan yang Anda ajukan kepada saya.”
Pemuda   : “Saya sungguh-sungguh tidak mengerti.”
Ulama      : “Bagaimana rasanya tamparan saya?”
Pemuda   : “Tentu saja saya merasakan sakit!”
Ulama      : “Jadi anda percaya bahwa sakit itu ada?”
Pemuda    : “Iya.”
Ulama      : “Tunjukan pada saya wujud sakit itu.!!”
Pemuda    : Saya tidak bisa..!!
Ulama     : Itulah jawaban pertanyaan ke 1, kita semua merasakan keberadaan Tuhan  tanpa mampu melihat wujudnya.”

Ulama      : “Apakah tadi malam anda bermimpi akan ditampar oleh saya?”
Pemuda    : Tidak.!!
Ulama      : “Apakah pernah terpikir oleh anda akan menerima sebuah tamparan dari saya hari ini?”
Pemuda    : “Tidak.!”
Ulama      : “Itulah yg dinamakan Takdir.!!”
Ulama      : “Terbuat dari apa tangan yang saya gunakan tuk menampar anda?”
Pemuda    : “kulit.!”
Ulama      : “Terbuat dari apa pipi anda?”
Pemuda    : “kulit!”
Ulama      : “Bagaimana rasanya tamparan saya?”
Pemuda    : “Sakit.”
Ulama      : “Walaupun Setan terbuat dari api dan Neraka terbuat dari api, jika
Tuhan berkehendak maka Neraka akan menjadi tempat menyakitkan untuk setan.”


Sunday 7 July 2013

Kesempurnaan Hidup


Suatu hari Kahlil Gibran bertanya kepada gurunya.
Gibran : "Bagaimana caranya agar kita mendapatkan sesuatu yang paling sempurna dalam hidup?”
Sang Guru : Berjalanlah lurus di taman bunga, lalu petiklah bunga yang paling indah menurutmu dan jangan pernah kembali kebelakang...!!!

(setelah berjalan dan sampai di ujung taman, gibran kembali dengan tangan hampa.)

Lalu sang Guru bertanya : "Mengapa kamu tidak mendapatkan bunga satu pun...???"
Gibran : "Sebenarnya tadi aku sudah menemukannya tapi aku tidak memetiknya karena aku pikir mungkin yang di depan pasti ada yang lebih indah, namun ketika aku sudah sampai di ujung, aku baru sadar bahwa yang aku lihat tadi adalah yang terindah, dan aku pun tak bisa kembali kebelakang lagi...!!!"

Sambil tersenyum Sang Guru berkata : "Yaa... itulah hidup, semakin kita mencari kesempurnaan, semakin pula kita tak akan pernah mendapatkannya, karena sejatinya kesempurnaan yang hakiki tidak pernah ada, yang ada hanyalah keikhlasan hati kita untuk menerima kekurangan...!!!"

***
Sahabat...
Marilah kita sadari bahwa apa yang kita dapatkan hari ini adalah yang terbaik menurut Allah SWT dan jangan pernah ragu, karena kesadaran itu akan menjadikan kita nikmat menjalani hidup ini... Aamiin...


Tuesday 2 July 2013

Makna Al-fatihah Saat Shalat

Kita semua sudah tahu bahwa Surah Al-Fatihah terdiri dri 7 ayat, di turunkan di Makkah, disabut Al-Fatihah (Pembukaan) karena surah inilah di mulainya Al-Qur'an, juga dinamakan Ummul Kitab (Induk Kitab), dan kita diwajibkan membacanya setiap kali shalat, Al-Fatihah juga dinamakan As-Sab'ul Masani (7 yang ber-ulang-ulang) karena ayatnya ada 7 dan di baca ber-ulang-ulang.

Saat membaca surah Al-Fatihah pada waktu shalat, banyak sekali orang yang cara membacanya tergesa-gesa tanpa spasi, dan seakan-akan ingin cepat selesai shalatnya, padahal disaat kita selesai membaca satu ayat dari surah Al-Fatihah, Allah menjawab setiap ucapan kita, maka dari itu kita harus berhenti setiap selesai membaca satu ayat.

Dalam Sebuah Hadits Qudsi Allah SWT berfirman : "Aku membagi shalat menjadi dua bagian, untuk Aku dan untuk hamba-Ku". •Artinya: tiga ayat diatas Iyyaka Na'budu Wa iyyaka nasta'in adalah hak Allah, dan tiga ayat kebawahnya adalah urusan hamba-Nya.

Ketika Kita mengucapkan "Alhamdulillahi Rabbil 'alamin".
Allah menjawab: "Hamba-Ku telah memuji-Ku".

Ketika kita mengucapkan "Ar-Rahmanir-Rahim"
Allah menjawab: "Hamba-Ku telah mengagungkan-Ku".

Ketika kita mengucapkan "Maliki yaumiddin"
Allah menjawab :"Hamba-Ku memuja-Ku"

Ketika kita mengucapkan “Iyyaka na’ budu wa iyyaka nasta’in”
Allah menjawab: “Inilah perjanjian antara Aku dan hamba-Ku”.

Ketika kita mengucapkan “Ihdinash shiratal mustaqiim, Shiratalladzina an’amta alaihim ghairil maghdhubi alaihim waladdhooliin.”
Allah menjawab: “Inilah perjanjian antara Aku dan hamba-Ku.. Akan Ku penuhi yang ia minta.”
(H.R. Muslim dan At-Turmudzi)

Berhentilah sejenak setelah membaca setiap satu ayat. Rasakanlah jawaban indah dari Allah karena Allah sedang menjawab ucapanmu..

Selanjutnya ucapkanlah "Aamiin" dengan ucapan yang lembut, sebab malaikatpun sedang mengucapkan hal yang sama dengan kita. Barang siapa yang ucapan “Aamiin-nya” bersamaan dengan para malaikat, maka Allah akan memberikan ampunan kepada-Nya.”

Subhanallah..

Monday 1 July 2013

WANITA YANG BERUNTUNG



Suasana pagi itu sangat sibuk. Jam menunjukan pukul 08:30 ketika seorang lelaki tua tua umur 80-an masuk untuk meminta agar jahitan di ibu jarinya dilepas. Ia berkata bahwa ia sedang terburu-buru karena ada janji pukul 09:00. Aku memahami gelagatnya lalu memintanya untuk duduk. Aku tahu pekerjaan ini akan memakan waktu lebih dari satu jam sebelum orang lain bisa menemuinya.

Aku perhatikan ia melihat jamnya lalu memutuskan untuk dilepas  jahitanya. Karena saat itu aku sedang tidak sibuk dengan pasien-pasien lain, maka aku teliti luka di ibu jarinya. Ternyata lukanya telah sembuh dengan baik, lalu kuakatakan keapda salah seorang dokter apa yang hendak kulakukan. Aku lalu menyiapkan peralatan dan barang-barang yang kuperlukan untuk melepas dan membalut lukanya.

Sambil merawat lukanya aku terlibat dalam pembicaraan denganya. Aku bertanya apakah pgi ini ia punya janji dengan salh seorang dokter di sini karena ia tampak begitu terburu-buru. Ia menjawab tidak, ia harus pergi ke rumah perawat (nursing home) untuk sarapan bersama istrinya. Aku lalu bertanya tentang keadan istrinya. Ia berkata bahwa istrinya menderita Alzheimer dan belum lama dirawat di tempat itu.

Saambil mengobrol, kuselesaikan balutan di ibu jarinya. Aku bertanya apakah istrinya akan merasa khawatir bahawa hari ini ia agak terlamabat. Ia menjawab bahw istrinya sudah lma tahun tidak lagi mengenalinya.

Aku merasa terkejut dan bertanya, “Apakah kau pergi kesana setip hari meski istrimu sudah tidak mengenalimu?”

Ia tersenyum, menpuk tanganku lalu berakata,”Benar ia tidak mengenaliku, tapi kan mengenalinya!”

Aku harus menahan tangis haruku ketika pergi. Aku merenung,”Ini ,”Ini adalah jenis cinta yang kuharapkan dalam hidupku.”

Sungguh istrinya adalah wanita yang beruntung. Seharusnya kita memiliki cinta seperti ini. Cinta tidak bersifatjasmani, dan tidak pula hanya bersifat romantis.  Cinta sejati adalah kesediaan untuk menerima apa adanya, dan kerelaan untuk menerima apa yang telah, apa yang akan dan apa yang tidak kan terjadi.

Sahabat yang baik seperti bintang dan langit. Kau tidak dapat selalu melihatnya, namun kau tahu bahwa mereka ada di luar sana.

(Author Unknown)